Photobucket

Senin, 29 Desember 2008

Makna Harga Diri

Manusia bisa menegakkan harga dirinya bila bisa hidup dengan bermodalkan kejujuran. Kejujuran adalah soal harga diri ?
"Ah, kata siapa," begitu kata nafsu.
"Lihatlah mereka yang jujur. Hidupnya jadi susah. Lihat yang lainnya, mereka sudah bisa beli ini dan bisa beli itu. Orang bisa menegakkan harga dirinnya kalau ia lepas kejujuran. Tidak apa-apa bohong demi kekayaan, memangnya nggak mau, memangnya nggak bosan miskin?" kata nafsu lagi.

Begitulah bila nafsu yang bicara. Dia akan mencari jalan pintas apapun, yang dapat membuatnya terpuaskan. Ujung-ujungnya, bukan kepuasan yang didapat, bukan kemuliaan yang didapat, malah penyesalan dan kehinaan.

Bila hidup dengan standar manusia, boleh jadi kita terperangkap dengan tema-tema kesuksesan dan kesenangan berwajah materi. Mobil mewah, rumah mewah, serba ada, bisa jalan-jalan keluar negeri, bisa berlibur ketempat-tempat yang indah adalah sebagian bentuk dari wajah materi. Bila kita mencari kebahagiaan dan kesenangan pada apa yang disebut diatas, boleh jadi kita akan menggadaikan kejujuran.

Coba kita hidup dengan standar ilahi. Kaya boleh, tapi menjadi kaya dengan usaha dan doa, menjadi kaya tanpa meninggalkan ibadah dan keimanan. Kebahagiaan dan kesenangan di mata Tuhan adalah bila mendapatkan ridha-Nya. Untuk mendapatkan ridha-Nya, kita harus hidup mulia, hidup terhormat, dan mengusung nilai-nilai iman dan takwa. Kita tidak akan menjadi hina, hanya karena kita miskin di dunia, sebab kita kaya hati. Hidup kita cukupkan dengan pemberian dari Allah. Kita tidak takut karena tidak untung. Justru orang-orang mukmin khawatir keuntungan perdagangannya menjadi tidak berkah bila tidak jujur. Untuk apa senang bila kemudian harus menderita. Untuk apa hidup kaya, kalau jauh dari keberkahan.

Mari kita sama-sama jaga harga diri dengan memelihara kejujuran. Bukan harga diri di mata manusia, tapi harga diri di mata Allah. Biar Allah yang mengangkat derajat kita. Dia punya berjuta cara misterius dalam memuliakan hamba-hamba-Nya yang saleh. Wallahu a'lam.

......... sesungguhnya dunia akan diwarisi mereka yang berjalan lurus. (QS. Al-Anbiya' : 105)

Senin, 22 Desember 2008

Hikmah Kegagalan

Kegagalan itu biasa. Itu kata mereka yang tidak mengenal kata putus asa. Tapi bagi mereka yang mudah mengeluh, kegagalan berarti keburaman, selesai.

Ada dua hal mengenai kegagalan. Pertama, kegagalan adalah sebuah perlindungan Tuhan dari sebuah kegagalan yang lebih besar. Artinya, jika kita tidak gagal sekarang, bisa jadi kegagalan yang lebih besar yang akan terjadi. Kita tidak tahu apa yang terbaik untuk kita. Kedua, kegagalan adalah wujud kesuksesan yang lebih besar, bisa jadi kegagalan saat ini merupakan pintu kesuksesan di bidang yang lain.

Intinya kepositifan berpikir. Apapun yang terjadi sangat kita perlukan cara berpikir yang positif. Hasilnya, kehidupan akan berlangsung dalam keadaan yang tetap nyaman. Coba kalau kita berpikir dengan pola pikir yang negatif, maka kenegatifan itu yang akan mewarnai kehidupan di masa yang akan datang.

Kesuksesan biasanya muncul setelah satu atau dua kali kegagalan. Seseorang akan belajar habis-habisan apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu diubah dalam menyikapi kegagalan. Jadilah pemenang pada setiap keadaan. Karena seorang pemenang adalah bukan saja ketika ia bisa meraih kesuksesan, tetapi ketika ia juga bisa menerima kegagalan dengan lapang dada. Dibalik kegagalan ada sejuta harapan, asal kita bergantung kepada Sang Pemenuh Harapan, Allah SWT. Wallahu a'lam.

Kamis, 18 Desember 2008

Kawan, berhentilah selagi sempat !

"Harusnya, pas gak ketahuan, kau berhenti !" kata Haris.
"Nggak bisa! Maunya sih begitu, tapi nggak bisa," jawab Bedu.
"Iya sih, pasti nggak bisa. Korupsi tuh, emang begitu. Kalo gak ketahuan pasti ketagihan."

Kawan, sebenarnya bukan saja pada korupsi, seseorang bakal mengulangi perbuatannya, melainkan pada seluruh kasus kejahatan. Sekali kejahatan dilakukan, biasanya kita memang tergoda untuk mengulanginya. Dan sekali menjadi kebiasaan, tambah sulit mengobatinya.

Seseorang yang biasa minum akan sulit menghentikan kebiasaan minumnya. Seseorang yang biasa berbohong, akan terus menambah banyak daftar kebohongannya. Seseorang yang berhasil mencuri barang-barang kecil, akan beralih mencuri barang-barang yang lebih besar. Seseorang yang berhasil mencuri barang-barang yang sedikit akan tergoda untuk mencuri barang-barang yang lebih banyak. Seseorang yang berhasil korupsi kecil-kecilan akan tergoda untuk korupsi besar-besaran.

Itulah sebagian contoh kasus yang menjadi pembenaran bahwa jangan pernah membiarkan sedikit pun celah bagi nafsu untuk bisa masuk menguasai hati, tubuh, dan pikiran kita. Sekali kita beri kesempatan, akan sulit mengusirnya. Apalagi, sifat asli manusia itu serakah-bahkan terhadap kejahatan sekalipun.

Banyak cerita pelaku-pelaku kejahatan khususnya korupsi yang tertangkap dalam aksinya yang kedua dan ketiga, atau ketika perbuatan itu terulang. Terhadap mereka, kadang kita tidak bisa bilang, Hei kawan, berhentilah!" Karena memang mereka tidak mudah untuk bisa berhenti. Terlena.

Beruntunglah, bila ada diantara kita yang langkah kejahatan kita dihentikan Allah. Entah itu ketahuan pada aksi pertama atau gagal melancarkan aksi. Berarti kita masih disayang oleh Allah. Allah ingin kita berubah menjadi lebih baik. Tapi ya, terhadap mereka yang baru terbongkar setelah sekian belas kali aksi kejahatannya, patut pula bersyukur. Coba, kalau kematian yang menghentikan aksinya? pasti repot.

Akhirnya, bila ingin selamat, jangan berada ditepi jurang. Sekali jatuh, susah buat naik kembali. Wallahu a'lam.

Selasa, 09 Desember 2008

Keberkahan Hidup

Ketika kita mengalami kesusahan yang seakan tidak pernah behenti singgah di kehidupan kita, segeralah kita koreksi. Jangan-jangan kita sudah dicap Allah SWT sebagai orang-orang yang lupa akan diri-Nya dan lupa berterima kasih kepada-Nya. Sebab, kalau sudah dianggap kufur nikmat, Allah memang akan mencabut nikmat-nikmat-Nya, yang berarti hadirnya kesulitan-kesulitan. Setiap kali kesulitan itu hilang Allah gantikan dengan kesulitan lain. Salah satu peringatan Allah ada di Surat Tha Ha (20) ayat 124. Allah berfirman, yang artinya :

"Siapa saja yang berpaling dari peringatan Allah, alias melupakan-Nya, atau menentang-Nya, maka kehidupannya akan menjadi sempit, kehidupannya akan diliputi kesusahan."


Boleh saja kita kaya, tetapi bilamana kekayaan itu dibangun dari cara yang tidak benar, menurut Jalan Allah, kekayaan itu tidak akan membawa manfaat apapun bagi kita. Boleh saja kita berpakaian kemewahan dan berbajukan kekuasaan, tapi bila terengkuh lewat cara-cara yang membawa kepada keresahan dan kegelisahan, semua itu takkan membahagiakan dan takkan menyenangkan.

Jika kita ingin kekayaan kita langgeng, kesehatan dijaga, dan dijauhkan dari kesusahan yang menghancurkan kehidupan kita, jawabannya adalah menjaga keberkahan hidup.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS. Al A'raf : 96)

Salah satu cara menjaga keberkahan hidup adalah dengan mengingat Sang Pemberi, sedangkan sebagian jalan mengingat-Nya adalah dengan mencari rezeki yang HALAL dan menyedekahkannya kembali. Wallahu a'lamu.

Selasa, 02 Desember 2008

Perhatikan Makanannya

Biasanya, ketika seorang anak terperangkap dalam suatu perbuatan dosa, katakanlah menjadi pecandu narkoba, terbiasa bergaul bebas, maka pertama kali yang sering disalahkan adalah lingkungan, salah pergaulan, pengaruh teman, dll. Atau paling tidak kurang dekatnya orang tua dengan anak. Itulah dua hal yang sering dijadikan alasan mengapa anak tersebut bisa meleset keperbuatan yang tidak disukai Tuhan.

Di zaman yang begitu terbiasanya orang melakukan praktek-praktek haram seperti sekarang ini (korupsi, mark-up, rekayasa, kebohongan hingga penipuan), masalah keharusan mendapatkan aliran rezeki yang halal seperti dilupakan. Sepertinya justru sulit mencari rezeki yang halal. Katanya, cari yang haram saja susah apalagi yang halal. Dan sepertinya sulit mempertahankan kejujuran, sulit mempertahankan harga diri dan kehormatan untuk tidak menukar dengan harga murah, dunia. Semua tergoda untuk mencari rezeki pintas, rezeki haram. Dan tanpa sadar, aliran rezeki haram inilah yang dibawa pulang kerumah.


Satu kejelasan mengapa anak menjadi berengsek barangkali kita sendiri yang salah memberi pupuk. Kita menghendaki agar anak itu menjadi baik, mempunyai masa depan yang baik, tapi kita besarkan ia dengan barang-barang haram. Mana bisa?! Kita lebih takut dengan atasan, dari pada Takut dengan Tuhan. Kita lebih takut kehilangan jabatan dari pada kehilangan iman. Kita nomor satukan kesenangan, kebahagiaan, tapi kita lupakan bahwa kesenangan dan kebahagiaan itu harus dicari bukan dengan cara yang berujung kepada kehinaan dan kesengsaraan.


Berbahagialah bagi yang sudah dititipi anak oleh Allah SWT, mari jaga dengan sebaik-baiknya. Jangan memberi "racun" pada anak. Bukan racun pengertian racun sesungguhnya. Akan tetapi racun berupa makanan dan minuman haram, rezeki haram. Karena itu hanya membuat aliran darah menjadi tidak suci, kotor. Dan bila itu terjadi, maka kita sudah membiarkan anak kita menjadi surga bagi para setan, dan anak kita menjadi anak setan. Sebab setan lebih berhak atas darah yang kotor. Wallahu a'lam.

Senin, 01 Desember 2008

Syukur (3)

Dalam keseharian, di tengah limpahan karunia-Nya, mata kita justru tidak bisa memandang karunia yang telah diberikan-Nya. Lantaran apa ? Lantaran mata kita terfokus pada kekurangan. Kita tidak bisa memandang nikmatnya makan dengan KKN (Kerupuk Kecap Nasi), lantaran kita membayangkan secara berlebihan nikmatnya makan di restoran. Kita tidak bisa memandang nikmatnya tidur di rumah kontrakan, lantaran kita melihat berlebihan terhadap mereka yang tidurnya di rumah sendiri. Gaji kecil, selalu dianggap kurang, karena kita tidak mampu membeli sesuatu yang berlebih, sesuatu yang kita anggap mudah dilakukan oleh mereka yang bergaji besar. Dan seterusnya.

Nampaknya kita harus belajar menerima, belajar bersyukur. Supaya apa yang ada disekitar kita, bisa kita nikmati. Mendapatkan sesuatu saja sudah merupakan nikmat. Ditambah lagi dengan rasa menikmati apa yang seharusnya memang menjadi nikmat tersebut. Tentu ia menjadi nikmat tambahan.


Ada pepatah mengatakan, jangan banyak melihat keatas. Sering-seringlah melihat kebawah. Maksudnya, jangan kelewatan melihat mereka yang sedang dialiri nikmat yang kebetulan secara fisik memang lebih dari kita. Sebab bisa timbul kekecewaan dalam diri kita dan akhirnya mempengaruhi kinerja pikir dan hati. Sebaliknya, dengan memandang mereka yang lebih kurang dari kita, secara sosial, ekonomi maupun dari segi lainnya, kita menjadi mudah bersyukur. Bila kita kemudian menemui kekurangan dalam kehidupan kita, yakinlah, Allah Yang Maha Sempurna akan memenuhi apa yang kurang tersebut. Syaratnya adalah dengan banyak bersyukur. Wallahu a'lam.

Pergiliran Roda Kehidupan

Kehidupan bukan kita yang punya, bukan kita yang mengendalikan. Makanya ia sering berjalan bertolak belakang dengan keinginan kita. Bisnis kita bisa gagal, rencana kita bisa gagal. Lalu siapa yang punya ? Kita sudah tahu jawabannya, yaitu Allah SWT, Yang Maha Memegang segala urusan.

Bila sudah tahu hal ini, semestinya kita tidak jadi manusia yang gampang bersedih, marah, kecewa apalagi berputus asa. Kan, bukan kita yang mengatur, jadi serahkan saja ke Yang Maha Mengatur. Bila gagal sebab kita yang salah, minta ampun. Bila gagal, sebab ia adalah ujian, hendaknya mohon diberi keselamatan.

Memang tidak gampang menerima kenyataan. Disebut tidak gampang sebab ia membawa kita pada kesedihan. Apalagi kita manusia, punya rasa, punya perasaan. Tapi, kalau kita pikir-pikir, diterima atau tidak kejadian buruk, ia sudah terjadi, dan kita tidak bisa memutar waktu. Hilang uang, kita marah, kita sedih, uang sudah terlanjur hilang. Kita dipecat, lantas kita marah dan sedih, memang sudah dipecat. Apalagi yang bisa kita lakukan kecuali memang mengembalikan lagi semua kejadian kepada Penguasa setiap kejadian.

Seperti siang dan malam, beginilah kehidupan berputar. Tidak mungkin kita hidup dalam nuansa yang terus menerus terang. Tidak Ada. Pasti ada masa dimana suasananya buram atau bahkan gelap. Lalui saja dengan ikhlas, lalui saja dengan sabar. Karena ketika malam datang, kta juga tahu bahwa esok fajar kan menjelang, lalu siang akan kembali datang. Wallahu a'lam.

Sabtu, 22 November 2008

Berkah dibalik Basmalah

Sebuah kisah, hidup seorang perempuan tua yang taat beragama. Yang senantiasa membaca bismillah setiap kali hendak melakukan apapun, termasuk ketika berbincang. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan senantiasa memperolok-olokkan isterinya. "Huh, dikit-dikit Bismillah."

Isterinya hanya diam, namun sebaliknya dia berdoa kepada Allah SWT supaya memberikan hidayah kepada suaminya.

Puncak kedengkian sang suami, ia berniat ingin mengerjai sang isteri. Sang suami memberikan uang yang dengan berkata, "simpan duit ini". Isterinya menerima uang itu dan menyimpan ditempat yang aman. Lantas oleh sang suami diintip tempat penyimpanannya.

Malamnya, tanpa sepengetahuan sang isteri, ia mengambil uang tersebut dan mencampakkan kantong uang kedalam sumur dibelakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku uang yang aku berikan dahulu."

Kemudian isterinya pergi ketempat dia menyimpan uang itu dan diikuti oleh suaminya. Dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan duit itu sambil membaca, Bismillahirrahmanirrahim".

Ketika itu, dengan seizin Allah SWT, tas uang tersebut berada kembali ditempatnya dan menyerahkan duit itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya. Dia merasa malu dan mengakui perbuatannya.

Ayat Kursi Menjelang Tidur

Sahabat Abu Hurairah r.a. ditugaskan oleh Rasulullah SAW untuk menjaga gudang zakat dibulan Ramadhan. Pada malam pertama, ia menangkap pencuri yang ketahuan masuk ke gudang. Namun karena memelas sebagai orang miskin, ia pun melepaskannya. Malam kedua, sang pencuri ternyata datang kembali, dan kembali ia tertangkap oleh Abu Hurairah.

Kali ini dengan lebih memelas, sang pencuri berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Abu Hurairah kembali luluh dengan alasannya. Malam ketiga, ternyata sang pencuri kembali beraksi. Dengan geram ia pun menangkap dan memitingnya erat-erat, "kali ini kau akan aku adukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi kemari, tapi ternyata kau berbohong". Pencuri itu memohon untuk dilepaskan. Tapi, melihat raut muka Abu Hurairah pencuri putus asa, bahwa ia tidak akan dilepaskan lagi. Ia pun berkata : "Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna."

"Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat kursi : Allahu laa ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu.... dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi."

Maka pencuri itupun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Esoknya ia mengadukan kembali peristiwa yang dialami, terutama kalimat yang diajarkan oleh sang pencuri. Rasulullah lantas bersabda, "Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta. Tahukan kamu, karena dialah syaitan."

Jumat, 21 November 2008

Adab Bicara Seorang Muslim

Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur segala aspek kehidupan pemeluknya. Termasuk dalam adab bicara seorang Muslim. Islam mengatur tata cara bagaimana selayaknya Muslim itu berbicara agar santun tidak menyakitkan, sesuai syariat yang diberlakukan. Ingatlah pepatah "Mulutmu Harimaumu, yang akan menerkammu sendiri." Jika kita sembarangan menggunakan lisan untuk berbicara maka akan berdampak ketkita kembali.

Berikut beberapa adab-adab berbicara seorang muslim:
1. Memulai pembicaraan dengan salam dan sapa
2. Bermuka dan berwajah manis dan ceria
3. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sesuai dengan kapasitas lawan bicara
4. Hindari perdebatan
5. Hindari canda dan tawa yang berlebihan
6. Tidak bericara hal-hal yang tidak penting
7. Tidak menghina, mencela, mengejek lawan bicara walaupun hanya untuk bercanda
8. Tidak berghibah, mengunjing orang lain, membuka aib saudara
9. Beristigfar setelah melakukan pembicaraan
10.Bersalaman sebelum meninggalkan lawan bicara untuk menggugurkan dosa dan melenyapkan zhon yang ada.

5 Kriteria Pemimpin Idaman

Karena sifat takabur begitu buruk sehingga Allah SWT menggolongkan ahli takabur "Laa yadkhulil djannah man kaana fi qolbihi mitsqola dzarrotin min..." Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat takabur walau sebesar biji dzarroh". Jika ingin selamat dan mulia maka kita harus tahu apa yang membuat kita mulia dan selamat. Berkaitan dengan keinginan kita memiliki seorang pemimpin yang dapat memimpin bangsa ini menjadi lebih baik, maka kita perlu pemimpin yang memiliki Kriteria Pemimpin 5T yaitu :

T Pertama adalah Tauladan

Keteladanan merupakan salah satu pilar utama yang tercermin pada sikap yang tidak menyuruh orang sebelum mengerjakan hal itu sendiri serta tidak melarang orang lain sebelum melarang dirinya sendiri. Seorang pemimpin dipastikan akan jatuh ketika tidak ada kesamaan antara perkataan dan perbuatan.

T Kedua adalah Tawadhu

Tawadhu merupakan sifat yang berlawanan dengan sifat takabur.

T Ketiga adalah Telaten

Seorang pemimpin pada dasarnya adalah Qodimuhum : Pelayan. Ketelatenan merupakan ciri orang yang dapat memimpin dengan baik.

T Keempat adalah Tanggungjawab

Kehormatan seorang pemimpin adalah keberaniannya untuk berada di barisan depan dalam memikul tanggung jawab.

T Kelima adalh Teguh Pendirian, Konsisten atau Istiqomah

Pemimpin yang senang berubah pendirian tidak akan dapat memimpin dengan baik.

Rajab, bulannya Allah

Rajab terdiri dari riga huruf : ra, jim dan ba. Setiap huruf memiliki arti sendiri-sendiri. Ra berarti Rahmatun atau rahmat Allah; jim berarti juudun, kedermawanan Allah dan ba, berarti birrun, kebaikan Allah.

Bulan rajab termasuk bulan mulia yang layak dimuliakan dengan memperbanyak ibadah. Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya bulan rajab itu bulan milik Allah yang agung. Tak satu bulan pun yang mendekati kemuliaan dan keutamannya.

Pembunuhan dan peperangan dengan orang kafir pada saat itu diharamkan. Ingat , sesungguhnya bulan Rajab itu adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku. Sementara Ramadhan adalah bulan milik Umatku. Ingatlah, barang siapa berpuasa sehari saja pada bulan Rajab, maka dia layak mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari kemurkaan Allah. Baginya tertutup pintu-pintu neraka".

Imam Ja'far Ash Shadiq menyatakan : barang siapa berpuasa sehari saja di bulan Rajab ia akan diringankan dari kepedihan sakratul maut dan azab kubur. Barang siapa berpuasa dua hari di bulan rajab maka ia diperbolehkan tidak melalui Shiratal Mustaqim. Barang siapa berpuasa tiga hari di bulan Rajab, maka ia akan terhindari dari kesusahan hari akhir dan dijauhkan dari api neraka.

Rasulullah bersabda, barang siapa yang tidak bisa melakukan puasa pada bulan Rajab maka dia bisa menggantinya dengan membaca tasbih sebanyak 100 kali. Misalnya dengan membaca : Subhanal ilahil Jalil. Subhana ma la yanbaghit tasbih illa lahu, subhanal a'azzul akram. Subhana man labisal i'zza wahuwa lahu ahlun. Tidak hanya bertasbih, Rasullullah juga menganjurkan untuk memperbanyak Istigfar di bulan Rajab.

Jumat, 14 November 2008

Syukur (2)

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan, seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu, karena itu memberimu kesempatan untuk belajar. Bersyukurlah untuk masa - masa sulit, dimana itulah kamu tumbuh. Bersyukurlah untuk keterbatasanmu, karena itu memberikan kesempatan untuk berkembang.

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru, karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu. Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat, itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga. Bersyukurlah bila kamu letih dan lelah, karena itu berarti kamu telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur untuk hal - hal yang baik. Hidup berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa yang surut. Rasa syukur dapat mengubahkan hal yang negatif menjadi positif.

Temukan cara untuk bersyukur akan masalah - masalahmu dan semua itu akan menjadi berkat bagimu. Karena dalam ucapan syukur ada kuasa. Karena seperti keterbukaan membuka hubungan komunikasi. Mengucap syukur membuka jalan untuk berkat Tuhan.

Kamis, 13 November 2008

Memahami Persamaan dan Perbedaan

Sikap yang dapat menghancurkannya pada yaumul hisab. Manusia selalu merasa paling utama dari yang lain. Tidak aneh jika seorang atau segolongan manusia merasa memiliki kelebihan daripada seseorang atau segolongan manusia lainnya. Mereka mempropagandakan sikapnya itu kepada masyarakat luas agar mendapat dukungan dan pengesahan.

"Semua itu bersumber dari keengganan manusia memahami persamaan dan perbedaan yang ada pada diri mereka masing - masing," papar seorang guru spiritual.

"Jika mereka mau memahami dan menyadari bahwa setiap manusia berada pada posisi amat lemah, tidak punya daya upaya, sering lupa, putus asa dan butuh pertolongan baik dari sesama manusia maupun dari al-Khalik Maha Pencipta, tentu mereka tidak akan merasa lebih unggul dari yang lain. Jika setiap manusia menyadari dan menghayati bahwa manusia dibedakan oleh tingkat ketakwaannya kepada Allah, bahwa yang paling mulia di sisi-Nya adalah yang paling takwa, maka setiap manusia akaa memahami kesamaan posisi mereka masing-masing, yaitu sebagai makhluk lemah, penuh dosa dan harus menghadapi tuntutan pertanggungjawaban di Yaumul Hisab kelak.

Rabu, 12 November 2008

Untuk Siapa Amal Shalih Yang Dikerjakan Anak-anak

Amal shalih anak yang belum baligh, pahalanya akan menjadi miliknya pribadi bukan milik kedua orang tuanya atau orang lain. Tapi orang tuanya mendapat pahala atas usaha mereka dalam mengajari, membimbing dan mendorong anak untuk beramal shalih. Hal ini merujuk kepasa hadits dalam Shahih Muslim dari Ibnu Abbas, bahwa ada seorang wanita mengangkat putranya kepada Nabi pada haji Wada' seraya berkata : "Wahai Rasulullah, apakah anak ini akan mendapatkan pahala hajinya?" Rasulullah menjawab : "Betul, dan engkau juga memperoleh pahala".

Nabi mengatakan bahwa haji tersebut milik sang anak, dan ibunya juga meraih pahala karena menyertainya. Demikianlah, selain orang tua juga bisa meraup pahala dari amal baiknya yang dilakukan seperti mencerdaskan (ta'lim) anak yatim, kerabat, para pembantu dan lain-lain. Ini bertumpu pada sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam : "Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melaksanakannya" (Hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya).

Sikap ini juga merupakan manifestasi dari tolong menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan. Allah akan memberikan pahala atas amalan tersebut.

Harta

Harta adalah racun, tetapi juga ada penawarnya. Rasulullah SAW bersabda : "Bagi setiap umat terdapat fitnah, dan fitnah bagi umatku adalah harta".

Karena itu, sangat penting menjaga diri dari fitnah dan racun yang berupa harta tersebut. Sebagaimana ular, bagi orang yang dapat menjadikannya sebagai obat, tentu akan berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Jika tidak, ia akan menjadi racun yang dapat membinasakan dirinya dan merugikan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda : "Harta itu hijau dan manis. Jika ia dihasilkan dengan cara yang hak (yakni sesuai dengan aturan dan syari'at) dan dibelanjakan sesuai dengan syari'at pula, maka akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita dan menjadi penolong kita. Dan barang siapa yang memperolehnya tidak dengan cara yang hak, maka sama halnya dengan orang yang terkena penyakit ju'ul-baqar, yaitu orang yang terus menerus makan, tetapi tidak pernah kenyang."

Imam Ghazali r.a berkata, : "Di dalam harta ada manfaat, juga ada mudharatnya. Perumpamaannya seperti ular. Barang siapa yang mengetahui mantranya, ia dapat menangkap ular dan mencabuti giginya, lalu ia akan membuat obat penawar racun darinya. Jika orang yang tidak mahir menangkap ular langsung menangkapnya, maka ular itu akan mematuknya sehingga ia akan binasa.

Syukur

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (Q.S. Al-Baqarah : 152)

Dalam 40 prinsip Agama-nya, Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa syukur termasuk maqam (kedudukan) yang tinggi. Bahkan ia lebih tinggi dari pada sabar, takut dan zuhud. Karena syukur, yang dituju adalah dirinya sendiri. Dan syukur tetap ada dalam surga, sedangkan yang lainnya tak ditemukan lagi disana.

Allah pun berjanji akan menambah nikmat bagi siapa saja hamba-Nya yang bersyukur. "Dan (ingatlah juga), takkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan juka kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S. Ibrahim : 7).

Dan dalam surat lain, Allah berjanji bahwa akan ada balasan bagi orang yang bersyukur pada-Nya (Q.S. Ali Imran : 144).
Nabi saw bersabda, "akan diserukan pada hari kiamat, "Hendaklah al-hamidun berdiri. Maka, berdirilah satu golongan, kemudian diberikan bendera untuk mereka, lalu mereka masuk kedalam surga. " Beliau ditanya, "Siapakah al-hamidun itu?" Beliau menjawab, "Orang-orang yang mensyukuri Allah dalam setiap keadaan."